Bermain Futsal Bola Api Menjelang Ramadan

Editor

Juli Hantoro

AP/Salina Journal, Tom Dorsey
AP/Salina Journal, Tom Dorsey

TEMPO.CO , Sumenep: Siswa dan santri di Pondok Pesantren Baiturrahman, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, punya cara unik untuk menyambut bulan suci Ramadan. Selain menggelar pengajian, mereka juga menggelar permainan futsal bola api di halaman pesantren.

"Sama sekali gak panas, malah mengasyikkan," kata Rosi, salah seorang pemain futsal bola api, Ahad malam 7 Juli 2013.

Bola yang digunakan bukanlah bola kulit pada umumnya, melainkan buah kelapa tua dan telah direndam minyak tanah selama tiga hari. "Dibakar korek api, lalu dimainkan," kata Rosi.

Sama seperti futsal, jumlah pemain bola api berjumlah enam orang per tim. Umumnya para pemain masih berusia antara 12 hingga 15 tahun dan hanya mengenakan sarung. Supaya tidak merasakan panas, pemain lebih dahulu meminum air khusus dari sang kiai. "Bahkan kita pegang bolanya pun tidak panas," tutur Rosi lagi.

Etto, tokoh masyarakat di sekitar Pesantren Baiturrahman mengatakan permainan bola api ini sudah menjadi tradisi yang terus dilestarikan sampai sekarang.

Etto yang juga pernah bermain bola api ini menuturkan rahasia agar tidak panas saat bermain bola api. Sebelum permainan dimulai, kata dia, pemain harus melafatkan beberapa doa, kemudian membasuh diri dengan air khusus yang sudah diberi "jampi" oleh kiai. "Sesudah main pun ada ritual lagi, supaya tubuh pemain kembali normal," katanya.

Intinya, kata dia, pemain harus yakin bahwa api tersebut tidak panas. "Tanpa keyakinan, ada juga yang luka bakar kecil usai bermain," katanya.

MUSTHOFA BISRI

Topik Terhangat
Karya Penemu Muda
| Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | Bencana Aceh

Berita Lain:
Eggi Sudjana Lolos Calon Gubernur Jawa Timur

Tiru Jokowi, Calon Gubernur PDIP Blusukan ke Pasar

Inilah 21 Negara Tempat Snowden Meminta Suaka